pilih bahasa kamu

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : agus

  • Web
  • jalan jalan bareng agus
  • Kamis, 20 Oktober 2011

    escape

    Gue terinspirasi film - film yang tokohnya suka lari dari rumah sakit, pagi ini gue udah merencanakan sesutu untuk lari. Tujuannya jelas, liat festival di merlion. Hape pulsanya dah oke, maksudnya biar gampang cari taksinya. Langkah awal adalah gimana keluar dari kamar ini tanpa ketahuan, soalnya gue masih ditempelin monitor detak jantung, yang kalo gue copot secara otomatis ada alarm yang akan manggil segerombolan dokter karena gue dikira kena serangan jantung mendadak. Ini gak mungkin. Tapi ide licik di otak selalu aja ada, gue pun mencet tombol pemanggil suster yang gue rasa akan gue bawa pulang, jadi kalo di rumah lagi nganggur sendirian, tinggal gue pencet ni tombol.

    Suster itu dateng, bajunya pink. Rrrrrr banget pokoknya, dia tanya " apa yang bisa saya lakukan untuk anda ", tentunya pake bahasa inggris. Gue jawab dengan suara parau dan muka agak memelas, "sus, gue mau nelpon keluarga.ada yang penting untuk dijelaskan", dia pun terkena jebakan muka melas gue, mhuahahahaha. Dia melepas segala kabel yang nempel di badan gue, dan naro gue di kursi roda. Suster itu membawa gue ke ruang untuk telepon, karena emang di bangsal ini tidak diperbolehkan untuk telepon. Lalu gue bilang, "sekalian bawa gue ke ruang baca sus, pengen refresh otak", dia mengiyakan. Gue pikir kalo gue suruh "sus sekalian ke hotel yuk temenin gue tidur", mungkin dia juga mau hehehehe.

    Setelah di ruang baca, dan keadaan yang sepi, gue berdiri dari kursi roda dan mengendap - endap menuju jalan keluar. Dalam rencana gue, tinggal turun lewat lift dan lewat taman yang biasa menjadi tempat gue jalan - jalan, lalu jalan keluar, dan welcome singapore iii'mmm coommmiingggg. Dengan mengendap - endap dan perjuangan sekitar 30 menitan, akhirnya gue nemuin liftnya. bagus pikir gue. Lift ini menjadi jalan keluar gue, aku bebas...aku bebas. akhirnya gue turun dan mencari taman sambil mengingat jalan. Taman itu gue temukan. Selangkah lagi menuju jalan keluar dari rumah sakit ini. Ini merupakan usaha pelarian yang akan dicatat oleh dunia, gue tau konsekuensi yang akan gue ambil, gue akan di cari orang - orang dari interpol. Dan gue tinggal mengunduh video gue di youtube dan minta pembebasan gue. kalo gak gue akan bocorkan rahsia pejabat yang korupsi yang ada di flash disk gue. Semuanya udah gue perhitungkan dengan sangat matang dan cermat. Termasuk kalo besok gue disiksa dan diminta nyerahin flash disk ini, gue sudah siap bungkam dan flashdisk ini akan gue sembunyiin di bokong gue. Dan melarikan diri ke afrika.

    Pelarian ini harus berhasil, tinggal selangkah lagi sob. Seperti liat cahaya matahari dari balik kegelapan, gue berlari ke arah matahari itu. Dan akhirnya gue nemuin pintu kaca dimana gue akan keluar dan nyari taksi nganggur. Sambil lari slow motion, dan mata yang berkaca - kaca, gue buka pintu itu. Mata gue nanar menghadap ke cakrawala biru, di belakang ada deburan ombak pada batu karang. Semenit kemudian mata nanar itu menjadi kuyu, yang ada di balik pintu ini, bukan jalan keluar melainkan gedung lagi, dan taman lagi. GEMBEL. Gue gal alan menyerah begitu aja, sama sekali gak akan nyerah sampai titik sandora penghabisan. Gue juga sedikit berfikir, titik sandora dengan sandy sandora itu ada hubungan darah po...?? tapi kok gak mirip. Ini aneh dan mencurigakan.

    Gue gak nyerah...itu yang gue selalu gaungkan dimana kaki ini melangkah, gue cari setiap sudut dan hasilnya gagal dan buntu. Gue udah berusaha tanya tapi yang njelasin kecepetan, ini sungguh memalukan, gue coba improvisasi dengan ngikutin bapak - bapak yang bawa anak, asumsi gue, dia mau pulang. Karena dia gak bawa termos, kalo di Indonesia orang mau jenguk kan bawa - bawa termos atau apalah, tapi dia enggak. Berarti dia mau pulang, dan pulang pasti lewat jalan keluar. Dia juga gak mungkin terbang. Bapak - bapak yang gue ikutin tadi sepertinya malah jadi horror. Dia takut di ikutin pasien rumah sakit yang maniac yang bawa golok kemana - mana, dan mau nyulik anaknya. Dan sang maniac yang dia kira itu adalah gue. Muka gue sama sekali gak terlihat sebagai maniac yang mau nyulik anaknya, bahkan lebih mirip orang yang mau nyabulin anaknya. Dia mempercepat langkahnya, dan masuk ke sebuah gedung, gue terus ikutin dia. 15 menit berlalu dan ternyata dia mau ke bagian anak, mau meriksain anaknya. Gue duduk di loby dan sedikit lelah. Gue menyerah dan balik ke ruang baca, lalu gue manggil suster untuk balikin gue ke kamar.

    Malem itu gue gak jadi manggil taksi, namun bisa telepon lamaaa banget sama dia. Malam itu gue tau yang namanya kangen dan sayang. Melarikan diri hari ini berakhir dengan kegagalan, dan sangat sulit sekali sehingga gue harus menyerah. Sama halnya ketika gue mencoba melarikan diri dari kamu hun.

    Rabu, 19 Oktober 2011

    pulang

    Gue bingung, gak di Indonesia gak disini. Buahnya mesti pisang. Emang gak ada buah yang lain apa. perasaan waktu di TK aja, gue diajari banyak hal soal buah - buahan dan itu gak hanya pisang. Benda kuning panjang ini begitu mengerikan, dan gue bener - bener gak ngerti kenapa orang suka makan pisang, dan begitu banyaknya orang makan pisang. Kenapa pisang gak punah atau langka, padahal badak aja bisa langka dan terancam punah. Gue sama sekali gak ngerti.

    Sebenernya dari pada bingung soal pisang, gue lebih bingung ma diri gue sendiri. Gue ini diibaratkan gedebog pisang yang sedang terombang - ambing di lautan. maaf analoginya gak bisa gue ceritain, lu pikir aja ndiri. Hari ini gue dikasih alat penggosok gigi otomatis, ada dinamonya, ada batrenta ada listriknya. Benda itu harus gue masukin ke mulut gue. Sikatnya muter - muter gak jelas dan bisa ngeluarin air sendiri. Ajaib, namun bekannya gigi gue bersih, gue sangat takut kalo lidah gue kejepit dan mulut gue kesetrum. Benda seperti ini tidak seharusnya ada di rumah sakit, sangat membahayakan pasien. Atau pihak rumah sakit ingin membunuh gue dengan perlahan. Gue galau.

    Dari tadi bolak - balik majalah time dan national geographi, yang gue liat cuman gambarnya doang, tulisannya inggris semua, gak mudeng dan lagi males nyari di kamus. Kenapa gak ada BOBO. Koran di sini juga ada yang tulisan china, gue tambah galau. Tulisan ini mirip yang ada di bungkus mainan gundam gue. Nyari hiburan gagal, game di hape lumayan banyak. Namun dengan hape yang berplastik, ini bukan hiburan namun semacam tes kesabaran bagi gue. Dan hasilna jelas, gue gak akan sabar. Gue akuin dari awal masuk sampai sekarang, bawaannya cuman uring - uringan. Sekarang kondisi gue sudah pada tahap normal, tinggal pemulihan stamina, sungguh cepat metode yang dilakukan di rumah sakit ini. Andai saja ada metode cepat untuk menyembuhkan hati, gue mau menjalani tes lagi dan menunda pulang.

    Hari ini gue bingung, sendirian gak ada temen ngobrol. Gue berusaha untuk menahan supaya pikiran gue gak kembali ke hari jumat yang lalu. Menyedihkan, mungkin orang fikir. udahlah yang lalu biar berlalu, tapi gue gak bisa ini sangat sakit. Sampai postingan gue yang ke 4 ini, rasa sakit ini masih ada. Jempol gue juga sudah gepeng. Hape gue semakin keras keypadnya. Mungkin dia ngerti kalo gue harus berhenti nulis perasaan. Andai dia tau kalo ketawaku palsu, andai dia tau kalo percakapanku palsu. Hah tapi bagaimana dia tahu. Kadang gue selalu bertanya, bener gak sih dia tau kalo aku sayang sama dia ? Janji itu mengikat, dia selalu mengatakan itu, Yang lebih menyakitkan adalah, gue gak bisa cerita ke orang lain soal kepedihan gue. Ini sudah merupakan perjanjian yang harus gue jalani, karena ini merupakan rahasia terbesar. Dan gue bukan orang yang mudah mengingkari janji.

    Kalo sudah pada tahap ini, gue marah. hati juga mulai gak menentu, di monitor juga terlihat grafik jantung yang meningkat. Tapi bagaimana lagi, gue juga sudah gak bisa apa - apa. Mau ngomong juga sepertinya percuma saja. Lebih baik liat bunga dalan vas kaca di depan gue. Seakan dia ingin selalu menjadi hiasan indah di kamar ini, setiap layu selalu diganti dengan yang baru. Namun gue gak bisa seperti itu. Liat tivi juga sudah mulai sangat jenuh, beritanya gak ada yang bener. Bahkan filmnya juga dah pernah aku tonton seumua, kartunnya juga diulang. Menyebalkan, hal yang paling aku mudeng cuman liat upin ipin.

    Gue menghela nafas sambil merenggangkan otot di punggungku, kemarin gue takut ketika harus operasi di sini, sangat takut sampai minta guru spiritual untuk bikin gue tenang. Sekarang justru gue takut untuk pulang.

    woyooo

    Hari ini dengerin 2ne1, girl band asal korea. Saya tahu apa yang anda pikirkan..... Ya emang gue emang sangat amat sangat anti band korea. Karena gara - gara mereka banyak makhluk aneh yang bertebaran di bumi Indonesia, pernah gue dikasih liat beberapa video klip dari beberapa girlband asal korea. Gue akuin mereka cantik sie, ada yang namanya SNSD yang nyanyinya keroyokan, orang satu RT dibawa - bawa. Terus terang mereka juga sangat cantik. Tapi gue gak suka, secantik apapun mereka gue gak suka. Gue dendam sama mereka. Gara - gara mereka sekarang bintang so nice menjadi smash. Gue gak ridho, apa lagi smash yang ngomong, "mau makan sosisnya smash???", GAK GAK sama sekali makasih.

    2ne1 sebenernya gak ada bedanya sama yang lain, dengan make up berlebihan, rambut poni semua, tarian yang gak jelas, dan lain sebagainya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Namun lagu yang satu ini lain. Lagunya judulnya lonely, lagunya juga sama dengan yang lain. Tapi yang bikin asik ditelinga adalah, lagu ini dibuat reggae. Dan sumpah lagunya keren abis, dengan musik jamaica yang gak berlebihan, hanya mainan keyboard dan perkusi aja, yang lainnya pake arransement pop seperti biasanya. Sumpah lagu ini memanjakan telinga. Sampai gue nulis blog ini, ya agak ribet maklum nulisnya pake hape dan gue send to blogger doang, jempol gue sampai jereng. Gue udah dengerin tu lagu hampir 9 kali dan ini yang ke 10. Sangat maniak. Tapi woyo woyonya dapet, bukan woyo woyonya dangdut pantura tentunya, tapi woyo woyonya bang marley. Sedap.

    Judulnya sie agak nyindir. Ya sekarang gueemang lagi sendirian, entah di tempat apa ini. pokoknya sendirian. Walaupun ada yang kangen dan juga dah telpon namun tetep aja gue ngrasa sendirian. Saya tegaskan di sini, gue gak dikuburan...... Yang sendirian di sini adalah hati yang masih aja terluka, hampir sembuh dengan dengar setiap senyuman yang keluar dari mulutnya, tadi malam dibuka lagi lukanya dengan mimpi yang sungguh menyayat. Gue sadar kalo sakit ini sebenernya gak berdasar. Dan seharusnya gak ada. Huft mungkin Tuhan sedang tidak membiarkan hatiku menjadi gembira.

    Dulu setiap merasa seperti ini, cukup sms aja bisa terobati. Kini walaupun telpon berjam - jam atau mengirimkan pesan ratusan kali, tetep aja gak ngefek. Hati ini terluka dengan sangat dalam. Sama seperti suster yang ngerawat gue di sini, dia juga pernah curhat sedang patah hati dengan pacarnya, gue ngangguk. Patah hati dengan seorang kekasih, namun ada yang lebih perih lagi. Patah hati dengan orang yang bukan kekasih. Suster ini sangat baik, bahasa Inggrisnya juga sangat baik, gak seperti suster yang satunya. Yang gak jelas bahasanya, percampuran antara bahasa inggris, china, dan bahasa hutan. Gak jelas blas. Suster gue ini namanya Evrest, dia dinamai gitu karena sewaktu kelahirannya, ayahnya tepat menancapkan bendera di puncak evrest. Nama anak gue bsok merbabu, panggilannya babu. Karena sewaktu kelahirannya gue ngepel dan jadi babu di Arab.

    Suster gue ini sungguh cantik dan putih, malah bening. Sampai tulangnya keliatan, transparan. Dia sangat ramah dan friendly, hanya saja gue tetep aja melihat dia sebagai seorang suster. Tidak melihat dia sebagai seorang wanita, mata gue gak bisa nakal ke arahnya. Mungkin hati gue gak hanya terluka namun buta, hingga lihat wanita cantik kaya dia rasanya hambar. Ehm GUE GAK HOMO, NGELIAT PRIA LEBIH HAMBAR DARI INI. DEAL. Tadi gue diajak berkeliling rumah sakit, hmmm enak juga akhirnya bisa lagi menghirup udara bebas, pengen rasanya segera berlari. Namun pertanyaannya, berlari ke mana? Arah tujuan ini juga sudah gak jelas. Gue pengen disini saja, dimana gak ada dinamika kehidupan yang terjadi. Dimana gue bisa liat bunga tanpa harus memetiknya dan memamerkannya.

    Hari ini ditemani sereal dan pepaya, gue memandang langit yang cerah, dan pohon yang rindang. Angin ini tetap menjadi angin paling istimewa, bukan angin yang berasal dari AC, ataupun angin yang berasal dari kamu.

    jakarta lagi....huft

    Hari ini gue sampai di jakarta. huft dah lama sekali rasanya gak melihat ibukota negara ini. Tapi yang perlu diingat adalah "GUE SAMA SEKALI GAK RINDU APALAGI KANGEN SAMA YANG NAMANYA JAKARTA" tempat ini menyimpan banyak kenangan....kenangan buruk. Mulai dari kesasar, hampir mati karena naik bis yang lagi kejar - kejaran, nungguin pacar yang ternyata selingkuh, dapet tempat tinggal yang sangat tidak nyaman, sampai ketinggalan pesawat gara - gara salah jalur. Hari ini jakarta terlihat lain dari biasanya, yaaa lebih kotor dari biasanya, lebih berisik dari biasanya, dan lebih macet dari biasanya. Gue ke Jakarta juga bukan tanpa alasan, dan juga bukan mau cari kerjaan juga, atau mau cari lowongan TKI di Arab. Sama sekali TIDAK. Gue ke jakarta mau berobat.

    Gue dapet rujukan dari salah satu rumah sakit besar yang ada di sini untuk melakukan operasi di singapura, agak keren sih dengernya, hanya saja mengingat penyakitnya, yang gue rasain adalah...ini akhir hidup gue. Gembel mana dosa juga baru banyak - banyaknya, gak perlu di hisap langsung dapet tiket VVIP ke neraka. Ini yang membuat harapan hidup dan sembuh gue meningkat. Selain itu juga karena seorang wanita yang sedang menunggu di sana.

    Kelihatan sangat indah sekali, namun yakinlah. Itu tidak seindah yang dipirkan. Dan yang terjadi sebenernya sangatlah buruk. Terus terang, hari ini gue sama sekali gak berniat untuk kembali, bahkan rasanya lebih baik tidak sembuh sekalian. Gue baru saja mengalami yang namanya kecewa. Baik kita luruskan. Wanita ini bukan pacar gue, dia juga lebih dari sekedar sahabat. Kalo banyak yang bingung soal hubungan tanpa status, kita lebih bingung terhadap hubungan yang terjalin, karena hubungan ini bukan hanya tanpa status, namun juga bertepuk sebe;ah tangan, hanya saja kita sangat saling menyayangi, dan tidak akan pernah saling meninggalkan. Namun kita tanpa hubungan.

    Rasa kecewa ini bisa diibaratkan rasa sakit seperti melihat ISTRI yang sedang selingkuh di hadapannya. Namun dia tidak selingkuh, gue cuman bisa nangis sepanjang perjalanan, nangis dalam hati yang justru lebih pedih dan lebih sakit dari pada ngluarin air mata. Saat ini gue sangat pasrah terhadap nasib, yang pasti gue dah gak ada niat untuk kembali. Kata di twit ini yang disebut "GALAU" namun galau untuk apa, dan gue sendiri hingga kini masih bingung soal yang namanya galau.

    Dia wanita yang sangat baik yang pernah aku temui, walau kini dia sangat jahat sehingga lebih baik dia menikamkan pisau berkarat di perutku, dari pada melakukan ini. Kesalahan sangat simple, dia melanggar janji, namun tidak sesimple kedengarannya. Itu sangat fatal, janji yang terucap itu adalah janji yang disepakati dengan hati. Tapi dengan mudah dilanggar. Pertanyaannya adalah, selama ini kita janji - janjian pake kelingking dan bawa - bawa nama Tuhan itu untuk apa, itu hanya sekedar bullshit mungkin. Dia selalu mengikatku dengan janji, entah itu tidak merokok, tidak pulang malem, tidak berantem, dan lain sebagainya. Dan sampai sekarang, janji ini masih aku pegang, namun dia ????

    Rasa sakit ini jauh melebihi nyeri pada jantungku yang juga sakit. Rasa nyeri ini memang ada obatnya, dan segera aku terima begitu aku tanda tangan. Namun yang ada di hati, kapan aku menerima. Harus tanda tangan dengan siapa? atau harus tanda tangan bermaterai dengan dia ? aku rasa aku sudah tidak percaya lagi dengan dia. Toh materai itu juga akan dia lepas seperti materai - materai yang lain. Dia pernah bilang untuk meluapkan kemarahan pada dia, itu cuman menambah luka yang sudah ada, gue juga gak punya hak untuk marah sama dia, dia mau seperti itu juga terserah dia. Aku hanya peduli, itu saja.

    Malas sekali aku untuk kembali, biarlah gue terasing di sini. Entah sampai kapan, yang pasti luka ini tidak kunjung sembuh. Malah bertambah sangat sakit. Hari ini gue sudah di kamar rumah sakit, dengan laptop yang gue pinjem dari sodara gue di jakarta. Telepon dan sms juga tak berhenti berbunyi, dari rekan yang menanyakan kabar, atau sekedar memberi semangat. Serta dari temen yang menjadi korban pelampiasan kemarahan gue, walau mukanya sampai biru, tapi dia hanya tersenyum dan bilang "semoga kamu cepet sembuh", terima kasih kawan.

    jakarta lagi....huft

    Hari ini gue sampai di jakarta. huft dah lama sekali rasanya gak melihat ibukota negara ini. Tapi yang perlu diingat adalah "GUE SAMA SEKALI GAK RINDU APALAGI KANGEN SAMA YANG NAMANYA JAKARTA" tempat ini menyimpan banyak kenangan....kenangan buruk. Mulai dari kesasar, hampir mati karena naik bis yang lagi kejar - kejaran, nungguin pacar yang ternyata selingkuh, dapet tempat tinggal yang sangat tidak nyaman, sampai ketinggalan pesawat gara - gara salah jalur. Hari ini jakarta terlihat lain dari biasanya, yaaa lebih kotor dari biasanya, lebih berisik dari biasanya, dan lebih macet dari biasanya. Gue ke Jakarta juga bukan tanpa alasan, dan juga bukan mau cari kerjaan juga, atau mau cari lowongan TKI di Arab. Sama sekali TIDAK. Gue ke jakarta mau berobat.

    Gue dapet rujukan dari salah satu rumah sakit besar yang ada di sini untuk melakukan operasi di singapura, agak keren sih dengernya, hanya saja mengingat penyakitnya, yang gue rasain adalah...ini akhir hidup gue. Gembel mana dosa juga baru banyak - banyaknya, gak perlu di hisap langsung dapet tiket VVIP ke neraka. Ini yang membuat harapan hidup dan sembuh gue meningkat. Selain itu juga karena seorang wanita yang sedang menunggu di sana.

    Kelihatan sangat indah sekali, namun yakinlah. Itu tidak seindah yang dipirkan. Dan yang terjadi sebenernya sangatlah buruk. Terus terang, hari ini gue sama sekali gak berniat untuk kembali, bahkan rasanya lebih baik tidak sembuh sekalian. Gue baru saja mengalami yang namanya kecewa. Baik kita luruskan. Wanita ini bukan pacar gue, dia juga lebih dari sekedar sahabat. Kalo banyak yang bingung soal hubungan tanpa status, kita lebih bingung terhadap hubungan yang terjalin, karena hubungan ini bukan hanya tanpa status, namun juga bertepuk sebe;ah tangan, hanya saja kita sangat saling menyayangi, dan tidak akan pernah saling meninggalkan. Namun kita tanpa hubungan.

    Rasa kecewa ini bisa diibaratkan rasa sakit seperti melihat ISTRI yang sedang selingkuh di hadapannya. Namun dia tidak selingkuh, gue cuman bisa nangis sepanjang perjalanan, nangis dalam hati yang justru lebih pedih dan lebih sakit dari pada ngluarin air mata. Saat ini gue sangat pasrah terhadap nasib, yang pasti gue dah gak ada niat untuk kembali. Kata di twit ini yang disebut "GALAU" namun galau untuk apa, dan gue sendiri hingga kini masih bingung soal yang namanya galau.

    Dia wanita yang sangat baik yang pernah aku temui, walau kini dia sangat jahat sehingga lebih baik dia menikamkan pisau berkarat di perutku, dari pada melakukan ini. Kesalahan sangat simple, dia melanggar janji, namun tidak sesimple kedengarannya. Itu sangat fatal, janji yang terucap itu adalah janji yang disepakati dengan hati. Tapi dengan mudah dilanggar. Pertanyaannya adalah, selama ini kita janji - janjian pake kelingking dan bawa - bawa nama Tuhan itu untuk apa, itu hanya sekedar bullshit mungkin. Dia selalu mengikatku dengan janji, entah itu tidak merokok, tidak pulang malem, tidak berantem, dan lain sebagainya. Dan sampai sekarang, janji ini masih aku pegang, namun dia ????

    Rasa sakit ini jauh melebihi nyeri pada jantungku yang juga sakit. Rasa nyeri ini memang ada obatnya, dan segera aku terima begitu aku tanda tangan. Namun yang ada di hati, kapan aku menerima. Harus tanda tangan dengan siapa? atau harus tanda tangan bermaterai dengan dia ? aku rasa aku sudah tidak percaya lagi dengan dia. Toh materai itu juga akan dia lepas seperti materai - materai yang lain. Dia pernah bilang untuk meluapkan kemarahan pada dia, itu cuman menambah luka yang sudah ada, gue juga gak punya hak untuk marah sama dia, dia mau seperti itu juga terserah dia. Aku hanya peduli, itu saja.

    Malas sekali aku untuk kembali, biarlah gue terasing di sini. Entah sampai kapan, yang pasti luka ini tidak kunjung sembuh. Malah bertambah sangat sakit. Hari ini gue sudah di kamar rumah sakit, dengan laptop yang gue pinjem dari sodara gue di jakarta. Telepon dan sms juga tak berhenti berbunyi, dari rekan yang menanyakan kabar, atau sekedar memberi semangat. Serta dari temen yang menjadi korban pelampiasan kemarahan gue, walau mukanya sampai biru, tapi dia hanya tersenyum dan bilang "semoga kamu cepet sembuh", terima kasih kawan.

    Selasa, 18 Oktober 2011

    doakan ya

    Pertama kali nginjek singapura, hal yang terlintas adalah " GEMBEL PASPORT GUE MANAAA???", hebat sekali. Gue ngobrak - abrik travelbag gue, sambil diliatin orang - orang. Terserah mereka mau bilang apa, gak peduli. Lagian gue berangkat juga dalam keadaan tidak dipeduliin sama orang. Polisi imigrasi juga dah liatin gue, mampus. Gue gak mau berakhir dipenjara, dan mau balik juga rasanya gak mungkin. Duit gue gak cukup untuk balik ke Indonesia, yang ada di dompet cuma cukup buat naik odong - odong sampai 4 lagu. Ini darurat dan gak biasa, mau telpon juga percuma, pulsa yang gue beli di jakarta belum masuk, shit.

    Tarik nafas....hembuskan...tarik nafas...hembuskan. Gue coba untuk gak panik, coba diem beberapa saat, dan hasilnya. GAGAL. Sambil ngunyah xilitol, gue coba kalem dan mengobrak - abrik travelbag gue dengan sedikit pelan. Lalu dateng sodara gue, dan ngasih pasport itu ke gue. Ternyata pasportnya tadi gue titipin ke dia. Lupa. Pikiran gue hari ini memang sedikit kacau, kejadian ketika mau berangkat ke sini sungguh gak ngenakin. Yang harusnya disuruh tidur, gue malah sama sekali gak bisa tidur.

    Ketika dijemput sama om, di dalem mobil pun gue hanya bisa diem. Berulang kali keluarganya om, memberi semangat sama gue, untuk tidak takut dan jangan kuatir. Penyakitku pasti sembuh. Namun tidak kuatir soal apa???? Mereka tidak tau, bahwa ada sakit yang lebih sakit, dari pada jantungku ini. Dan yang gue pikirin selama di mobil bukan soal operasi, malah sama sekali gak gue pikirin. Namun soal yang lain. Soal dia. Bukan soal yang menyenangkan, namun soal yang sangat menyakitkan.

    Di jalan, om berbicara bahasa inggris, agar aku terbiasa. Hah om, gue lama di Eropa, bahasa inggrisku jauh lebih baik dari pada om. Hehehehe. Tapi kadang, gue harus berpura - pura gak ngerti bahasa inggris, paling gak sebagai lucu - lucuan dan bahan ejekan temen - temen. Pada kenyataannya, orang yang tau itu hanya geleng - geleng terhadap kepura - puraanku. Hampir 4 bulan gue pernah memadu kasih dengan Helda, seorang gadis yang pernah mengisi ruang kosong di hati, seorang wanita berkebangsaan Canada.Tapi itu dulu, kadang ketika berbicara bahasa asing, gue selalu teringat ketika kita bicara dan bercanda di hamparan kebun bunga di Belanda beberapa tahun silam. Namun wanita baru muncul lagi, denga sejuta kenangan yang sangat indah, dan memberi harapan pada masa depanku. Sayang kenangan yang indah itu harus hilang karena rasa kecewa yang mendalam.

    Mount Elizabeth hospital. Sebuah rumah sakit jantung yang terkenal. Kini aku tidak hanya mendengar namanya, namun rumah sakit ini menjadi sarana menuju kesembuhanku. Suasana di sini sangat asri, serta nyaman dan memberi harapan ketika kita memasukinya, sebuah tempat yang tepat untuk gue merenung mengobati luka yang lain. Jauh berbeda dengan rumah sakit kebanyakan yang ada di Indonesia. Dimana ketika datang langsung disambut hamparan lahan parkir dan ribuan kendaraan disana. Namun di sini lain, yang ada adalah, kita disambut oleh taman yang luas dan pohon yang rindang.

    Setelah posting ini, gue gak tau akan bisa posting lagi apa gak. Bukan pesimis kawan, namun gue gak tau ada internet apa gak di sini. Dan operasi besok gue harap akan berjalan dengan lancar, walau sebenernya masih ada yang menghambat gue untuk sembuh, senyum, dan kembali.

    jakarta lagi....huft

    Hari ini gue sampai di jakarta. huft dah lama sekali rasanya gak melihat ibukota negara ini. Tapi yang perlu diingat adalah "GUE SAMA SEKALI GAK RINDU APALAGI KANGEN SAMA YANG NAMANYA JAKARTA" tempat ini menyimpan banyak kenangan....kenangan buruk. Mulai dari kesasar, hampir mati karena naik bis yang lagi kejar - kejaran, nungguin pacar yang ternyata selingkuh, dapet tempat tinggal yang sangat tidak nyaman, sampai ketinggalan pesawat gara - gara salah jalur. Hari ini jakarta terlihat lain dari biasanya, yaaa lebih kotor dari biasanya, lebih berisik dari biasanya, dan lebih macet dari biasanya. Gue ke Jakarta juga bukan tanpa alasan, dan juga bukan mau cari kerjaan juga, atau mau cari lowongan TKI di Arab. Sama sekali TIDAK. Gue ke jakarta mau berobat.

    Gue dapet rujukan dari salah satu rumah sakit besar yang ada di sini untuk melakukan operasi di singapura, agak keren sih dengernya, hanya saja mengingat penyakitnya, yang gue rasain adalah...ini akhir hidup gue. Gembel mana dosa juga baru banyak - banyaknya, gak perlu di hisap langsung dapet tiket VVIP ke neraka. Ini yang membuat harapan hidup dan sembuh gue meningkat. Selain itu juga karena seorang wanita yang sedang menunggu di sana.

    Kelihatan sangat indah sekali, namun yakinlah. Itu tidak seindah yang dipirkan. Dan yang terjadi sebenernya sangatlah buruk. Terus terang, hari ini gue sama sekali gak berniat untuk kembali, bahkan rasanya lebih baik tidak sembuh sekalian. Gue baru saja mengalami yang namanya kecewa. Baik kita luruskan. Wanita ini bukan pacar gue, dia juga lebih dari sekedar sahabat. Kalo banyak yang bingung soal hubungan tanpa status, kita lebih bingung terhadap hubungan yang terjalin, karena hubungan ini bukan hanya tanpa status, namun juga bertepuk sebe;ah tangan, hanya saja kita sangat saling menyayangi, dan tidak akan pernah saling meninggalkan. Namun kita tanpa hubungan.

    Rasa kecewa ini bisa diibaratkan rasa sakit seperti melihat ISTRI yang sedang selingkuh di hadapannya. Namun dia tidak selingkuh, gue cuman bisa nangis sepanjang perjalanan, nangis dalam hati yang justru lebih pedih dan lebih sakit dari pada ngluarin air mata. Saat ini gue sangat pasrah terhadap nasib, yang pasti gue dah gak ada niat untuk kembali. Kata di twit ini yang disebut "GALAU" namun galau untuk apa, dan gue sendiri hingga kini masih bingung soal yang namanya galau.

    Dia wanita yang sangat baik yang pernah aku temui, walau kini dia sangat jahat sehingga lebih baik dia menikamkan pisau berkarat di perutku, dari pada melakukan ini. Kesalahan sangat simple, dia melanggar janji, namun tidak sesimple kedengarannya. Itu sangat fatal, janji yang terucap itu adalah janji yang disepakati dengan hati. Tapi dengan mudah dilanggar. Pertanyaannya adalah, selama ini kita janji - janjian pake kelingking dan bawa - bawa nama Tuhan itu untuk apa, itu hanya sekedar bullshit mungkin. Dia selalu mengikatku dengan janji, entah itu tidak merokok, tidak pulang malem, tidak berantem, dan lain sebagainya. Dan sampai sekarang, janji ini masih aku pegang, namun dia ????

    Rasa sakit ini jauh melebihi nyeri pada jantungku yang juga sakit. Rasa nyeri ini memang ada obatnya, dan segera aku terima begitu aku tanda tangan. Namun yang ada di hati, kapan aku menerima. Harus tanda tangan dengan siapa? atau harus tanda tangan bermaterai dengan dia ? aku rasa aku sudah tidak percaya lagi dengan dia. Toh materai itu juga akan dia lepas seperti materai - materai yang lain. Dia pernah bilang untuk meluapkan kemarahan pada dia, itu cuman menambah luka yang sudah ada, gue juga gak punya hak untuk marah sama dia, dia mau seperti itu juga terserah dia. Aku hanya peduli, itu saja.

    Malas sekali aku untuk kembali, biarlah gue terasing di sini. Entah sampai kapan, yang pasti luka ini tidak kunjung sembuh. Malah bertambah sangat sakit. Hari ini gue sudah di kamar rumah sakit, dengan laptop yang gue pinjem dari sodara gue di jakarta. Telepon dan sms juga tak berhenti berbunyi, dari rekan yang menanyakan kabar, atau sekedar memberi semangat. Serta dari temen yang menjadi korban pelampiasan kemarahan gue, walau mukanya sampai biru, tapi dia hanya tersenyum dan bilang "semoga kamu cepet sembuh", terima kasih kawan.