pilih bahasa kamu

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : agus

  • Web
  • jalan jalan bareng agus
  • Kamis, 20 Oktober 2011

    escape

    Gue terinspirasi film - film yang tokohnya suka lari dari rumah sakit, pagi ini gue udah merencanakan sesutu untuk lari. Tujuannya jelas, liat festival di merlion. Hape pulsanya dah oke, maksudnya biar gampang cari taksinya. Langkah awal adalah gimana keluar dari kamar ini tanpa ketahuan, soalnya gue masih ditempelin monitor detak jantung, yang kalo gue copot secara otomatis ada alarm yang akan manggil segerombolan dokter karena gue dikira kena serangan jantung mendadak. Ini gak mungkin. Tapi ide licik di otak selalu aja ada, gue pun mencet tombol pemanggil suster yang gue rasa akan gue bawa pulang, jadi kalo di rumah lagi nganggur sendirian, tinggal gue pencet ni tombol.

    Suster itu dateng, bajunya pink. Rrrrrr banget pokoknya, dia tanya " apa yang bisa saya lakukan untuk anda ", tentunya pake bahasa inggris. Gue jawab dengan suara parau dan muka agak memelas, "sus, gue mau nelpon keluarga.ada yang penting untuk dijelaskan", dia pun terkena jebakan muka melas gue, mhuahahahaha. Dia melepas segala kabel yang nempel di badan gue, dan naro gue di kursi roda. Suster itu membawa gue ke ruang untuk telepon, karena emang di bangsal ini tidak diperbolehkan untuk telepon. Lalu gue bilang, "sekalian bawa gue ke ruang baca sus, pengen refresh otak", dia mengiyakan. Gue pikir kalo gue suruh "sus sekalian ke hotel yuk temenin gue tidur", mungkin dia juga mau hehehehe.

    Setelah di ruang baca, dan keadaan yang sepi, gue berdiri dari kursi roda dan mengendap - endap menuju jalan keluar. Dalam rencana gue, tinggal turun lewat lift dan lewat taman yang biasa menjadi tempat gue jalan - jalan, lalu jalan keluar, dan welcome singapore iii'mmm coommmiingggg. Dengan mengendap - endap dan perjuangan sekitar 30 menitan, akhirnya gue nemuin liftnya. bagus pikir gue. Lift ini menjadi jalan keluar gue, aku bebas...aku bebas. akhirnya gue turun dan mencari taman sambil mengingat jalan. Taman itu gue temukan. Selangkah lagi menuju jalan keluar dari rumah sakit ini. Ini merupakan usaha pelarian yang akan dicatat oleh dunia, gue tau konsekuensi yang akan gue ambil, gue akan di cari orang - orang dari interpol. Dan gue tinggal mengunduh video gue di youtube dan minta pembebasan gue. kalo gak gue akan bocorkan rahsia pejabat yang korupsi yang ada di flash disk gue. Semuanya udah gue perhitungkan dengan sangat matang dan cermat. Termasuk kalo besok gue disiksa dan diminta nyerahin flash disk ini, gue sudah siap bungkam dan flashdisk ini akan gue sembunyiin di bokong gue. Dan melarikan diri ke afrika.

    Pelarian ini harus berhasil, tinggal selangkah lagi sob. Seperti liat cahaya matahari dari balik kegelapan, gue berlari ke arah matahari itu. Dan akhirnya gue nemuin pintu kaca dimana gue akan keluar dan nyari taksi nganggur. Sambil lari slow motion, dan mata yang berkaca - kaca, gue buka pintu itu. Mata gue nanar menghadap ke cakrawala biru, di belakang ada deburan ombak pada batu karang. Semenit kemudian mata nanar itu menjadi kuyu, yang ada di balik pintu ini, bukan jalan keluar melainkan gedung lagi, dan taman lagi. GEMBEL. Gue gal alan menyerah begitu aja, sama sekali gak akan nyerah sampai titik sandora penghabisan. Gue juga sedikit berfikir, titik sandora dengan sandy sandora itu ada hubungan darah po...?? tapi kok gak mirip. Ini aneh dan mencurigakan.

    Gue gak nyerah...itu yang gue selalu gaungkan dimana kaki ini melangkah, gue cari setiap sudut dan hasilnya gagal dan buntu. Gue udah berusaha tanya tapi yang njelasin kecepetan, ini sungguh memalukan, gue coba improvisasi dengan ngikutin bapak - bapak yang bawa anak, asumsi gue, dia mau pulang. Karena dia gak bawa termos, kalo di Indonesia orang mau jenguk kan bawa - bawa termos atau apalah, tapi dia enggak. Berarti dia mau pulang, dan pulang pasti lewat jalan keluar. Dia juga gak mungkin terbang. Bapak - bapak yang gue ikutin tadi sepertinya malah jadi horror. Dia takut di ikutin pasien rumah sakit yang maniac yang bawa golok kemana - mana, dan mau nyulik anaknya. Dan sang maniac yang dia kira itu adalah gue. Muka gue sama sekali gak terlihat sebagai maniac yang mau nyulik anaknya, bahkan lebih mirip orang yang mau nyabulin anaknya. Dia mempercepat langkahnya, dan masuk ke sebuah gedung, gue terus ikutin dia. 15 menit berlalu dan ternyata dia mau ke bagian anak, mau meriksain anaknya. Gue duduk di loby dan sedikit lelah. Gue menyerah dan balik ke ruang baca, lalu gue manggil suster untuk balikin gue ke kamar.

    Malem itu gue gak jadi manggil taksi, namun bisa telepon lamaaa banget sama dia. Malam itu gue tau yang namanya kangen dan sayang. Melarikan diri hari ini berakhir dengan kegagalan, dan sangat sulit sekali sehingga gue harus menyerah. Sama halnya ketika gue mencoba melarikan diri dari kamu hun.

    Tidak ada komentar: