pilih bahasa kamu

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : agus

  • Web
  • jalan jalan bareng agus
  • Rabu, 16 November 2011

    damn

    Hari ini tidak terlalu oke. Banyak masalah yang datang dengan tiba - tiba.Mau dibilang masalah sebenernya juga enggak, tapi gak taulah. Dari pagi sudah banyak telepon berdering. Sampai bingung mana yang harus diprioritaskan. Yang pertama tentang menurus dana di balaikota, karena gue sebagai bendaharanya, maka pencairan itu melibatkan gue. Di sini gue harus melengkapi beberapa berkas. Kedua dari temen kantor yang dengan tiba - tiba ndaftarin gue di sebuah kuliah umum. Dan ketiga dari hunhun yang memang gue punya kewajiban untuk nganter dia ke kantor. Skala prioritas ini sebenernya sangat sulit. Krena gue gak mau kelamaan berfikir, maka ketiga - tiganya mau gue selesaiin dengan baik. dari pagi gue udah mencoba transfer info dari dina, lalu bergegas untuk melengkapi formulir. Estimasi waktu sudah gue rencanain. Dan ternyata pas, selesai jam 07.45 bearti gue bisa jemput hunhun ke kantor. Namun Tuhan berkata lain, di tengah jalan, gue disusul karena ada form yang belum lengkap. Kita berdebat cukup lama karena gue yakin bahwa form tadi sudah lengkap. Gak mau ambil pusing, gue ambil jalan tengah menelpon dinas yang bersangkutan. Dan ternyata form yang diperlukan sudah lengkap. Ini sangat wasting time buat gue. Dan benar saja, hunhun menelpon dengan nada jengkel. Disini bermula pertengkaran kami.

    Gue gak tau apa yang dia permasalahkan ke gue, yang pasti keterlambatan dia di kantor menjadi pemicunya. Gue cuman bisa sabar, karena ini bukan saat yang tepat untuk njelasin, lagi pula gue berencana untuk jelasin ini pada waktu makan siang nanti. Dan gue emang salah pada hal ini. Lalu gue ke tempat dina untuk registrasi kuliah umum tadi. SMS dia yang bernada kesel cukup mengganggu gue kala itu, namun gue sudah punya komitmen untuk menjalin hubungan yang serius, jadi gue ngalah untuk tunggu waktu yang tepat biar gue bisa jelasin semua. Di sini permasalahan terjadi lagi, ternyata kuliah umum ini ada 3 sesi, dan ada peraturan untuk tidak meninggalkan sesi jika sudah registrasi. Jemput hunhun bagi gue adalah priority, baik untuk minta maaf maupun secara prioritas terpenting. Karena kuliah umum ini sebenernya tidak ada di schedule gue waktu itu, sedangkan jemput dia merupakan janji yang sudah tertulis di jadwal. Maka gue mutusin untuk ambil 1 sesi saja sampai jam 12.00 dan pergi jemput dia.

    Di jalan gue harus beli sesuatu sebagai tanda permohonan maaf, maka gue beli seikat bunga mawar merah serta thai tea selasih. Di daerah kota baru. Tak disangka, gue ditelpon dari pihak penyelenggara untuk melanjutkan sesi tersisa. Gue bingung, dina juga sudah telepon berkali - kali. Akhirnya gue putusin untuk njelasin semua ke dina, gue temuin dia dan coba jelasin semua. Ternyata dia tidak ngerti, mulai dari aku lari dari tanggung jawab, sampai bawa - bawa hunhun yang lebih diprioritaskan.Gue bingung, dan cuman gue tinggal mereka. Hari ini gue serba salah. Dan gue menuju ke kantor hunhun, namun ternyata dia malah sudah mau dijemput sama temennya. Kepala gue rasanya mau pecah, gue pusing. Akhirnya gue mutusin untuk kembaliin motornya dan ke kantor tuk coba jelasin semua, gue tambah pusing karena bunga dan thaitea tadi juga ketinggalan.Ketika gue mau ngetik dan telepon semuanya biar clear, ternyata malah banyak sms yang gue gak ngerti sama sekali. Yang satu bilang gue dah ngecewain banyak orang yang satu bawa - bawa pernikahan. Terus terang gue gak ngerti apa - apa. Dina sangat tidak ngerti, kalo gue udah pamit sama penyelenggara dan bisa ikut sesi berikutnya di kesempatan lainnya. Dan dia juga menutup mata untuk mengetahui kebenaran, kalau sebenernya itu bukan tugas kantor manapun, itu cuman promo kegiatan mereka. Ini sangat mengganggu sekali.Yang hunhun selalu memaksa kalo aku marah sama dia, sekali lagi aku sama sekali gak marah sama sapapun, dia mengajukan tantangan kalo aku tidak marah sama dia, dia maka aku harus berani kelingkingan dengan dia. Dan terus terang pada waktu itu aku marah dan aku gak berani, karena bagiku janji adalah sesuatu yang sangat sakral, aku pernah sangat marah ketika dia melanggar janjinya dan aku gak mau dia marah karena aku melanggar janjiku. Aku marah, namun bukan karena masalah yang dia tuduhkan padaku, namun marah karena otak gue udah kesel karena dia memaksaku untuk mengaku aku marah sama dia. Dia juga bawa - bawa soal miskom dan pernikahan, pada bagian ini gue sama sekali gak bisa jelasin sesuatu. Karena jika gue jelasin yang terjadi adalah adu mulut yang gak jelas. Gue sangat bingung.

    Akhirnya, gue coba melanjutkan kerjaan gue di luar dan berusaha menahan sabar. Gue naik taksi ke condong catur, dan ternyata gak ada orang di sana. Gue pengen muter irngroad untuk melepas kepenatan, tentunya naik taksi. Namun Tuhan berkata lain. Duit gue ketinggalan, dan dina masih melanjutkan marahnya. Hari ini gue jalan dari condong catur menuju rumah. Gue mungkin tidak bisa menjadi suami yang baik seperti yang dikatan hunhun atau pekerja yang tidak punya etika seperti yang dikatanan dina, gue cuma gue, yang ingin menyelesikan masalah sampai tuntas tanpa harus adu argumen yang gak jelas. Hari ini gue ancur dan sedih. Gue yang salah bukan kalian, maafkan gue ya. Sakit hati ini salah satu yang akan sembuh lama.