pilih bahasa kamu

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : agus

  • Web
  • jalan jalan bareng agus
  • Rabu, 19 Oktober 2011

    jakarta lagi....huft

    Hari ini gue sampai di jakarta. huft dah lama sekali rasanya gak melihat ibukota negara ini. Tapi yang perlu diingat adalah "GUE SAMA SEKALI GAK RINDU APALAGI KANGEN SAMA YANG NAMANYA JAKARTA" tempat ini menyimpan banyak kenangan....kenangan buruk. Mulai dari kesasar, hampir mati karena naik bis yang lagi kejar - kejaran, nungguin pacar yang ternyata selingkuh, dapet tempat tinggal yang sangat tidak nyaman, sampai ketinggalan pesawat gara - gara salah jalur. Hari ini jakarta terlihat lain dari biasanya, yaaa lebih kotor dari biasanya, lebih berisik dari biasanya, dan lebih macet dari biasanya. Gue ke Jakarta juga bukan tanpa alasan, dan juga bukan mau cari kerjaan juga, atau mau cari lowongan TKI di Arab. Sama sekali TIDAK. Gue ke jakarta mau berobat.

    Gue dapet rujukan dari salah satu rumah sakit besar yang ada di sini untuk melakukan operasi di singapura, agak keren sih dengernya, hanya saja mengingat penyakitnya, yang gue rasain adalah...ini akhir hidup gue. Gembel mana dosa juga baru banyak - banyaknya, gak perlu di hisap langsung dapet tiket VVIP ke neraka. Ini yang membuat harapan hidup dan sembuh gue meningkat. Selain itu juga karena seorang wanita yang sedang menunggu di sana.

    Kelihatan sangat indah sekali, namun yakinlah. Itu tidak seindah yang dipirkan. Dan yang terjadi sebenernya sangatlah buruk. Terus terang, hari ini gue sama sekali gak berniat untuk kembali, bahkan rasanya lebih baik tidak sembuh sekalian. Gue baru saja mengalami yang namanya kecewa. Baik kita luruskan. Wanita ini bukan pacar gue, dia juga lebih dari sekedar sahabat. Kalo banyak yang bingung soal hubungan tanpa status, kita lebih bingung terhadap hubungan yang terjalin, karena hubungan ini bukan hanya tanpa status, namun juga bertepuk sebe;ah tangan, hanya saja kita sangat saling menyayangi, dan tidak akan pernah saling meninggalkan. Namun kita tanpa hubungan.

    Rasa kecewa ini bisa diibaratkan rasa sakit seperti melihat ISTRI yang sedang selingkuh di hadapannya. Namun dia tidak selingkuh, gue cuman bisa nangis sepanjang perjalanan, nangis dalam hati yang justru lebih pedih dan lebih sakit dari pada ngluarin air mata. Saat ini gue sangat pasrah terhadap nasib, yang pasti gue dah gak ada niat untuk kembali. Kata di twit ini yang disebut "GALAU" namun galau untuk apa, dan gue sendiri hingga kini masih bingung soal yang namanya galau.

    Dia wanita yang sangat baik yang pernah aku temui, walau kini dia sangat jahat sehingga lebih baik dia menikamkan pisau berkarat di perutku, dari pada melakukan ini. Kesalahan sangat simple, dia melanggar janji, namun tidak sesimple kedengarannya. Itu sangat fatal, janji yang terucap itu adalah janji yang disepakati dengan hati. Tapi dengan mudah dilanggar. Pertanyaannya adalah, selama ini kita janji - janjian pake kelingking dan bawa - bawa nama Tuhan itu untuk apa, itu hanya sekedar bullshit mungkin. Dia selalu mengikatku dengan janji, entah itu tidak merokok, tidak pulang malem, tidak berantem, dan lain sebagainya. Dan sampai sekarang, janji ini masih aku pegang, namun dia ????

    Rasa sakit ini jauh melebihi nyeri pada jantungku yang juga sakit. Rasa nyeri ini memang ada obatnya, dan segera aku terima begitu aku tanda tangan. Namun yang ada di hati, kapan aku menerima. Harus tanda tangan dengan siapa? atau harus tanda tangan bermaterai dengan dia ? aku rasa aku sudah tidak percaya lagi dengan dia. Toh materai itu juga akan dia lepas seperti materai - materai yang lain. Dia pernah bilang untuk meluapkan kemarahan pada dia, itu cuman menambah luka yang sudah ada, gue juga gak punya hak untuk marah sama dia, dia mau seperti itu juga terserah dia. Aku hanya peduli, itu saja.

    Malas sekali aku untuk kembali, biarlah gue terasing di sini. Entah sampai kapan, yang pasti luka ini tidak kunjung sembuh. Malah bertambah sangat sakit. Hari ini gue sudah di kamar rumah sakit, dengan laptop yang gue pinjem dari sodara gue di jakarta. Telepon dan sms juga tak berhenti berbunyi, dari rekan yang menanyakan kabar, atau sekedar memberi semangat. Serta dari temen yang menjadi korban pelampiasan kemarahan gue, walau mukanya sampai biru, tapi dia hanya tersenyum dan bilang "semoga kamu cepet sembuh", terima kasih kawan.

    Tidak ada komentar: