Kayaknya aku cabut kata kataku dulu, kalo menganggap gampang setelah putus. Well pada kenyataannya tersiksa ama kenangan kenangan yang gak ilang ilang berkeliaran di dalam tak. Andai otak kayak komputer yang kalo eror tinggal instal sesuka hati, pasti semua orang di dunia ini lebih mudah tersenyum.
Mana adikku lagi seneng senengnya lagunya drive yang " bersama bintang ", setiap dia puter hati ini jadi berkarat, makan gak enak karena puasa, minum gak nafsu. Intinya jiwa ini dengan sukses hancur. Jadi inget seminggu yang lalu dicurhatin temen tentang dia putus ama cowoknya. Dan dengan bijaksana aku mulai menerocos yang intinya agar dia nyantai, live must go on jeng. Tapi kenyataannya aku baru menyadari " live must go on from HONGKONG ".
Sebenernya penyebab putusnya hubungan suci ini bukan karena pertengkaran. Malah lebih karna saling mengerti, aneh...emang. Makanya pikiran ini bukan tertuju pada mengapa putus namun pada abis ini mau ngapain. KAta temen lewat sms, untuk mengatasi pikiran kita harus melakukan sesuatu yang paling kita senangi selama lamanya. Aku berfikir keras, hal yang paling aku sukai adalah makan, ini gak mungkin karena puasa. Yang kedua jalan jalan, ini juga mustahil karena sibuk kuliah ma mau nyiapin acara takbiran. Yang ketiga nonton, agak mungkin tapi lagi gak punya duit, mau minjem gak punya KTP dilema. Yang terakhir main playstation, mmm kayaknya gak ada salahnya main PS selama lamanya karena emang gi beli dua cd baru.
Akhirnya setelah sahur aku main PS, kaset pertama kungfu panda....beberapa waktu game itu tamat, pikiran dan kenangan belum juga hilang, berlanjut ke cd ke dua ben 10, akhirnya tamat juga, sekarang malah bukannya baikan malah tambah pusing, tapi paling gak soal "dia" udah sedikit kabur. Lanjut kaset ketiga Dinasty Warriors 5 : extreem legend, bukannya tamat malah emosi soalnya gak tamat tamat, waktu berikutnya aku sadar jam udah menunjukkan jam 15.00 berarti sukses 11 jam main PS dan problemku berubah dari pengen ngelupain "dia" jadi bagaimana ngobatin pusing dan mual gara gara kebanyuakan di depan TV...monyong.
Dalam istirahatku ( tidur tiduran ) aku berfikir sejenak, dulu ita seneng bange main PS bareng ahhhhhhh lebih baik pikiran itu tetap ada
paling gak cuman di otak, bukan di hati.
Mana adikku lagi seneng senengnya lagunya drive yang " bersama bintang ", setiap dia puter hati ini jadi berkarat, makan gak enak karena puasa, minum gak nafsu. Intinya jiwa ini dengan sukses hancur. Jadi inget seminggu yang lalu dicurhatin temen tentang dia putus ama cowoknya. Dan dengan bijaksana aku mulai menerocos yang intinya agar dia nyantai, live must go on jeng. Tapi kenyataannya aku baru menyadari " live must go on from HONGKONG ".
Sebenernya penyebab putusnya hubungan suci ini bukan karena pertengkaran. Malah lebih karna saling mengerti, aneh...emang. Makanya pikiran ini bukan tertuju pada mengapa putus namun pada abis ini mau ngapain. KAta temen lewat sms, untuk mengatasi pikiran kita harus melakukan sesuatu yang paling kita senangi selama lamanya. Aku berfikir keras, hal yang paling aku sukai adalah makan, ini gak mungkin karena puasa. Yang kedua jalan jalan, ini juga mustahil karena sibuk kuliah ma mau nyiapin acara takbiran. Yang ketiga nonton, agak mungkin tapi lagi gak punya duit, mau minjem gak punya KTP dilema. Yang terakhir main playstation, mmm kayaknya gak ada salahnya main PS selama lamanya karena emang gi beli dua cd baru.
Akhirnya setelah sahur aku main PS, kaset pertama kungfu panda....beberapa waktu game itu tamat, pikiran dan kenangan belum juga hilang, berlanjut ke cd ke dua ben 10, akhirnya tamat juga, sekarang malah bukannya baikan malah tambah pusing, tapi paling gak soal "dia" udah sedikit kabur. Lanjut kaset ketiga Dinasty Warriors 5 : extreem legend, bukannya tamat malah emosi soalnya gak tamat tamat, waktu berikutnya aku sadar jam udah menunjukkan jam 15.00 berarti sukses 11 jam main PS dan problemku berubah dari pengen ngelupain "dia" jadi bagaimana ngobatin pusing dan mual gara gara kebanyuakan di depan TV...monyong.
Dalam istirahatku ( tidur tiduran ) aku berfikir sejenak, dulu ita seneng bange main PS bareng ahhhhhhh lebih baik pikiran itu tetap ada
paling gak cuman di otak, bukan di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar