pilih bahasa kamu

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : agus

  • Web
  • jalan jalan bareng agus
  • Selasa, 22 Januari 2008

    cari pak loper koran

    Abis kuliah dalah waktu paling menyebalkan, mau tidak mau kita harus pulang dan begitu sampai kamar dan memeluk guling, yang akan kita rasakan adalah malas untuk keluar.Perasaan seperti itu yang aku rasakan ketika mau keluar dari kelas.Ya walaupun dikelas tadi kerjaanku cuman bengong bengoang aja, dan dengerin dosen yang entah ngomong apa.Pastinya kakhawatiranku atas kata kata langsung pulang mulai menjadi jadi.Sebenernya bisa aja aku ke pantai, atau nonton pilm, ato jajan jajan, namun ada tembok yang lumayan besar untuk ngalangin aku melakukan kegiatan tadi.Waktu kekantin tadi aku mulai sadar kalo uang di saku celanaku cuman 7000 aja, mana cukup untuk nongkrong, paling untuk beli bensin aja langsung abis.

    Setelah mengambil motor dari parkiran, aku bergegas menuju pintu keluar.Terbesit sebuah ide untuk alternatif jalan jalan yang tidak banyak mengeluarkan uang serta menambah ilmu pengetahuan.Aku namakan ' hunting kompas 1000-an', benar sekali aku bisa liat kota jogja dengan puas dan muter muter dengan jelas, karena punya satu tujuan yaitu cari loper koran.Kelihatannya mudah, hanya lewat perempatan lalu beli koran pulang deh.Namun kalo kejadiannya pada siang hari, tapi ini lain sekarang waktu menunjukkan pukul 6 sore dan akan sangat susah mencari para loper koran yang masih aktif pada jam jam seperti ini.Aku dah bisa membayangkan, kalo aku akan mengelilingi setiap lampu lalu lintas di kota jogja.Paling gak aku bisa menikmati setiap lampu merah itu berwarna merah dan berharap setiap lampu berwarna merah.

    Jalan yang pertama menjadi incaranku adalah Jl.Wirobrajan lihat keramaian serta warna lampu jalan yang berwarna kekuningan menimbulkan suasana sedikit romantis tapi disini gak ada yang jualan.Perjalanan kulanjutkan menuju Jl.K H Ahmad Dahlan namun sial sebelum berhenti, lampu lalu lintas sudah berwarna hijau.Terus melaju dan tak terhentikan, kecuali ada Luna Maya yang sedang say hai.Melewati kantor Pos terus, akhirnya lampu merah juga dan disini juga gak mas yang jualan.Beberapa saat kemudian lewat perempatan Stadion Mandala Krida biasanya sie ada, soalnya temenku suka beli disana entah karena dia emang intelek ato rumahnya emang deket sana ato juga dia homo yang suka ma mas mas loper koran.

    Setelah sampe ternyata disana juga gak ada cuma mas mas aneh yang kelelahan abis olah raga sore, terus dia copot bajunya dan alhasil dia cuman pake boxer ma telanjang dada, tiba tiba aja antara mata dan hati terjadi sebuah pertentangan.Mata berkata kalo pemandang seperti itu begitu mengerikan, namun hati berkata kalo hal itu sangat indah.Sedetik kemudian aku ingin meracuni pepatah yang mengatakan " turuti kata hatimu ".

    Setengah jam kemudian aku sudah sampai pertigaan UIN dan perutku mengalami kontraksi yang begitu hebat, sedangkan tujuanku untuk mencari koran belum terpenuhi, sebenarnya aku benci mengatakannya tapi aku benar benar bodoh melakukan hal bodoh ini.Dan rasa lelah bercampur lapar membuatku tak sadar berbicara engan motorku
    Aku : kamu udah capek belum
    motor : ( diam )
    Aku : mau diterusin gak
    motor : ( masih diem )
    Aku : kita pulang aja yuk
    motor : ( terus saja diem )
    Aku : kamu sakit ya ( kupegang knalpotnya dan agak panas )
    motor : ( diem dan bunyi mesinnya mendadak mati )
    Anjrit....bensinku abis, akhirnya dengan susah payah ku dorong motor demam ini ke depan gedung wanita tama.Di sana ada penjual bensin eceran.Aku selamat.

    Akhirnya perjalan kuakhiri dengan tangan hampa, dan aku berjanji untuk 7 keturunanku yang kan datang untuk tidak melakukan perbuatan konyol ini.Ini kali pertama aku bersyukur bisa pulang ke rumah secepatnya dan membayangkan sepiring nasi yang menunggu di dapur.

    Tidak ada komentar: